Nulis yang paling gampang adalah nulis cerita kehidupan kita sendiri. Tanpa musti mikir, nyari bukti, nyari referensi, atau nyari contoh. Cuma ya harus siap rem, takutnya yang kita ceritain itu merupakan aib diri sendiri atau keluarga.
Ngomong-ngomong gue terbersit soal identitas broken home. Uwaww apakah broken home adalah sebuah identitas? Gue sendiri kurang tahu. Sepertinya kata "broken home" itu membuat orang semakin merasa "wah gue kasian banget ya". Padahal nggak semua broken home wajib dikasihani. Karena gue yakin, banyak yang di dalam KK dia nggak broken home tapi aslinya uwauwawww, sampai mungkin nih si anak pengin lari pindah KK.
Nggak ada yang musti disesali, nggak ada yang musti ditangisi, galau lebay sampai akhirnya nyari sosok orang luar untuk dijadiin peran pengganti orang tua atau keluarga yang mampu mendengarkan, menyayangi, dan memeluk kita saat nangis. (Sebab gue tau, kalo si broken home ini adalah perempuan, maka dia gampang rapuh)*.
Dan kesalahan yang umum adalah menjadikan pacar sebagai so to say, "Rumah" kemudian semakin dianggap rumah rumah rumah dan mungkin tempat ternyaman sampai naudzubillah, getting accident, haaa
~aaam (ya tau kan)* terus menjunjung tinggi alasan kalo dirinya kayak gini karena korban dari keluarga yang nggak harmonis, ini itu, basi banget. Padahal dia sendiri yang nggak bisa menjaga diri. Oke fine. Yang sudah terlanjur biarlah. Dan nggak semua perempuan broken home kayak gini. Yang malah jadi anak mandiri, dan jadi orang tajir juga banyak.
Yang terpenting disini gue berbicara untuk diri sendiri. Jangan sampai gue selalu menyalahkan keadaan dengan mengkambinghitamkan orang lain. Yang mana, permasalahan itu sebenernya bisa gue putus di tengah. Biar nggak nge loss sampai kemana-mana.
Sedih sewajarnya, kecewa ya biasa aja nggak usah sampai yang aneh-aneh. Yang malah dampaknya merugikan diri sendiri.
Hidup manusia nggak ada yang sempurna. Mungkin keluarga kita nggak seharmonis dan setajir keluarga gen halilintar, namun coba perhatikan, Allah nitipin hal yang lain untuk kita. Hanya saja kita kurang sadar.
Nggak usah malu. Nggak usah menunjukkan kesedihan yang mendalam. Biasa aja. Santaaiii. Hidup kita udah ada yang ngurus. Dan hebatnya lagi, yang ngurus hidup kita adalah yang menciptakan kita.
Don't worry,
Yang penting, be nice to our self, to people around us. Coz kita hidup cuman sekali. Bahagia bisa kita cari dimana-mana. Yang penting kebahagiaan itu halal.
Life for balance. Ada sedih ada seneng, ada manis ada pahit. Jalani aja. You're not a bad human.
Comments
Post a Comment
Feel free to comment on something. I'm open to any feedback or your thoughts as long as it's healthy.