Skip to main content

Featured

Selain donatur, nggak boleh ngatur

Stop merasa memiliki jika tidak berkontribusi apapun.  Stop merasa menjadi tempat pulang jika sedih pahitnya hidup pun ditanggung dia sendiri. Stop merasa menjadi tempat ternyaman jika lapar dan hausnya Abang gofood yang nganterin. Stop mengatur hidup orang lain jika sandang pangan papan bukan lu yang nyukupin. Stop merasa spesial jika hanya mampu ngetik kata semangat hari ini, bangun, jangan lupa makan, jangan lupa ngising. Heii

Mute


Sesuatu yang membuat kita nggak nyaman, yang nggak ngasih benefit ke kita, atau bahkan cuma mendatangkan kegelisahan, bahkan mudhorot untuk kita, lebih baik ditinggalkan. Kayak orang yang ngasih pengaruh buruk atau bad influencer, yang ngebikin hidup kita nggak tenang, hati kita morat-marit, pikiran kita juga semakin kesana-kemari. 

Ngomongin soal social media yang saat ini nggak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia, tentu kita tau kalo kita sangat dipersilahkan untuk menyerap berita atau hal-hal yang ada  di dalamnya. Terkadang, permasalahan pun datang. Selain kita bisa nemuin orang-orang baik yang share informasi atau kegiatan yang sehat, kita juga bakal ketemu  sama orang-orang yang ngaco yang pake sosmed tanpa mikir apakah yang dia lakukan ini pantas atau nggak? Mengganggu atau nggak?. 


Ada orang yang suka update status (misalnya)* nyinggung-nyinggung nggak karuan. Sedangkan mungkin ajah orang yang dia tuju nggak ngerasa, yang ngerasa tersinggung justru orang lain. 

Ada orang yang suka ngoceh asal jeplak seenaknya, atau bahkan ngasih kesempatan kita untuk berdosa. Nggak usah gue contohin ya kayak gimana.

Mungkin ada juga, fans atau hatters yang bermunculan sampai-sampai mengganggu kebebasan kita. Mau upload foto cantik takut dimalingin, mau berkomentar dan sedikit ngasih pandangan, langsung di kroyok*. Dianggep sok keren, sok pinter, dan sebagainya.

Jangan biarin hidup kita nggak tenang hanya karena membaca sindiran konyol yang menyudutkan. Itu pesen gue. Karena sepedes-pedesnya mulut orang sosmed, mereka juga manusia biasa yang mungkin nggak ada maksud untuk menyinggung.

Semua baik buruknya sesuatu juga tergantung usernya. Nggak usah juga ngeladenin omongan orang yang kita kira nyinggung kita. Karena kali ajah pas itu kita lagi baperan. Nggak bisa dipungkiri juga, memang ada sejenis model manusia yang suka ngomong dan menilai seenak jidat. Seakan mereka suci dan gue lebih suci dongg Kaka, Hahaha*

Mute, unfriend, atau bahkan blokir adalah salah satu penyelamatan diri. Biar nggak mbeban. Nggak usah peduliin banget-banget-banget asumsi orang. Tutup mata kita, jangan dengarkan, bungkam mulut kita, dan  jangan terlalu memikirkan sesuatu yang sama sekali nggak selaras dengan kita. Toh mereka hanya banyak fokus menilai saat kita khilaf ajah. Saat kita bener, saat kita lurus, mereka mana peduli. Karena mereka hanya menginginkan kita tertindas, tersakiti, atau bahkan teraniaya. Wadidaw apakah gue terlalu lebay?

Mungkin iya dan mungkin juga nggak. Tergantung bagaimana orang mengenal gue.

Santai, dan tetap waraslah dalam menjalani hidup. Entah itu di dunia nyata atau dunia maya.

Dengarkan omongan yang baik, saring asumsi dari orang lain, introspeksi diri, dan jangan mengganggu kalo nggak pengin diganggu. Inget, apa yang kita terima akan sesuai dengan apa yang kita berikan.

Tuhan nggak tidur. Kita jangan seenaknya. 

Comments

Popular Posts