Skip to main content

Featured

Selain donatur, nggak boleh ngatur

Stop merasa memiliki jika tidak berkontribusi apapun.  Stop merasa menjadi tempat pulang jika sedih pahitnya hidup pun ditanggung dia sendiri. Stop merasa menjadi tempat ternyaman jika lapar dan hausnya Abang gofood yang nganterin. Stop mengatur hidup orang lain jika sandang pangan papan bukan lu yang nyukupin. Stop merasa spesial jika hanya mampu ngetik kata semangat hari ini, bangun, jangan lupa makan, jangan lupa ngising. Heii

Jadi Begini,






Merasa kehilangan namun tak mengerti apa yang telah hilang. Merasa ada yang berbeda namun tak mengerti apa yang telah berubah. Dan merasa sepi padahal sedang berada dalam karamaian. Ini bukan sekedar cerita khayalan. Ini nyata terjadi. Terjadi kepada saya dan mungkin juga kamu.
Beberapa yang terjadi memang tak dapat dimengerti. Tapi entahlah mungkin ini menurut saya  saja. Sesekali otak ini memaksakan diri untuk mengerti, namun ada hati yang menolak untuk memahami. Ribet, itulah saya. Sebenarnya yang saya tulis ini ceritanya kesana-kemari. Tapi jika ingin melanjutkan untuk membaca ya silahkan.
Dari ketiga masalah diatas, yang paling merepotkan adalah yang ketiga. Merasa sepi padahal sedang berada dalam keramaian. Jika ada sesuatu yang hilang atau berubah belum tentu akan merasakan sepi. Karena kemungkinan sesuatu yang hilang itu bisa dicari, dan sesuatu yang berbeda bisa disamakan kembali. Namun jika sudah merasa sepi, tidak semua tutorial menghilangkan sepi itu dapat berhasil dilakukan oleh setiap orang.
Beberapa orang bertemu dengan teman-temannya untuk mengusir rasa sepinya. Lalu bagaimana jika tetap merasa sepi walau sedang berada dalam keramaian?
Ternyata sepi itu banyak bentuknya. Tidak semua rasa sepi dapat hilang dalam keramaian. Sepi bukan saja tak terdengar jejak langkah orang-orang. Sepi bukan hanya soal ada atau tidaknya orang yang menemani. Tapi seseorang yang merasa sepi, dia merasa bahwa dia sendiri. Bukan hanya kesepian tanpa hadirnya seseorang.
Lalu bagaimana solusi permasalahan yang ketiga tadi? Tidak  ada yang dapat menyelesaikan kecuali dirimu sendiri. Menjelaskan kepada meraka tentang apa yang kamu rasakan hanya akan membuatmu Lelah. Beberapa dari mereka hanya mampu berkata “ iya saya paham” tanpa benar-benar mengerti. Karena ya memang dia tak pernah menjadi kamu dan kamu tak pernah menjadi dirinya. Untuk apa kamu memaksa dia untuk paham masalahmu?
Konsultasikan saja semua masalahmu kepada Dia yang Maha Mengetahui isi hati hamba-Nya.

Comments

Post a Comment

Feel free to comment on something. I'm open to any feedback or your thoughts as long as it's healthy.

Popular Posts