Skip to main content

Featured

Selain donatur, nggak boleh ngatur

Stop merasa memiliki jika tidak berkontribusi apapun.  Stop merasa menjadi tempat pulang jika sedih pahitnya hidup pun ditanggung dia sendiri. Stop merasa menjadi tempat ternyaman jika lapar dan hausnya Abang gofood yang nganterin. Stop mengatur hidup orang lain jika sandang pangan papan bukan lu yang nyukupin. Stop merasa spesial jika hanya mampu ngetik kata semangat hari ini, bangun, jangan lupa makan, jangan lupa ngising. Heii

Kasih Judul Apa Ya?

Kadang kalo lagi ngerasa hangat-hangatnya mendalami pertanyaan "why I still alive", gue ngerasa kayak lagi menyelami samudra. Lama banget untuk dapetin jawabannya.

Karena, apapun yang ada di sini yang gue alami, bukan lain dan tanpa sebab yang lain yaitu karena Tuhan yang memilih gue untuk menjalani pinjaman dunia ini. Dan ini alasan mutlak. 

Sebagai orang yang pernah mengalami fase bertanya, "Dengan siapakah aku percaya?", Gue tau banget rasanya kembali hidup dan kenalan sama kepercayaan yang gue anut. Karena bisa jadi gue Islam hanya Islam aja, dalam hati belum sepenuhnya beriman.

Perjalanan gue sampai menemukan makna Tuhan juga sangat panjang. Mungkin sangat berbeda dengan teman-teman muslim gue yang lainnya. Gue rasa dia beriman dengan baik dari kecilnya. 

Entah kenapa beberapa hari lalu gue flashback ke bagaimana gue dahulu. Gue membandingkan bagaimana manusia yang dalam hatinya ada Tuhan dengan manusia yang sama sekali di dalam hatinya nggak ada Tuhan.

Apa bedanya orang yang punya masalah dan jauh dari Tuhan Vs orang yang punya masalah tapi di dalam hatinya ada Tuhan?

Sekalut-kalutnya pikiran, segelap-gelapnya mata melihat cahaya, dia nggak akan pernah buta karena ada cahaya dalam hatinya.

Dekat dengan Tuhan bukan berarti kita akan hidup gemerlap terus, uang ada terus, yaa semua itu menurut gue soal rasa iman (percaya). Bahwa gue pasti bisa makan, gue pasti bisa beli ini itu segala macem kebutuhan. 

Deket dengan Tuhan bukan berarti kita akan selalu dalam hidup yang serba ada, kita nggak akan nangis-nangis. Tapi ketika kita dekat dengan Tuhan, separah apapun kita, seberat apapun masalah, hati kita akan selalu tenang.

Pernah dengerkan, bahwa belum dikatakan beriman jika belum diuji keimanannya? Ya begitulah kata Tuhan. Hal-hal diluar dugaan atau diluar keinginan kita sesekali akan diberikan ke kita. Tujuannya untuk sebagai nilai ujian hidup, bagi siapa yang mampu maka dia akan menjadi orang yang spesial.

Berbeda dengan orang yang jauh dari Tuhan. Kalo dia disenggol masalah sedikit, dia makin membenci dirinya, semakin membenci kenapa dia harus hidup disini.

Yang hanya bisa dia lakukan hanyalah mengutuk diri, menyalakan orang tua mengapa dia dilahirkan. Menjadikan hal negatif sebagai alasan pelarian. Karena dia bingung, siapa yang dia percaya. Sedangkan dia hanya paham soal manusia.

Pondasi beragama yang utama itu satu. Yaitu rasa percaya. Bagaimana kamu sholat sedangkan kamu masih mengkhawatirkan sholatmu tidak diterima? Bagaimana kamu beriman jika kamu masih tidak yakin jika taubat atau do'a mu tidak diijabah?

Tuhan bersama prasangka hambanya. Iman harus dilatih. Jika kita saat ini masih niat ibadah karena surga dan takut karena neraka, kembali mengupgrade diri. Menjadi ibadah karena minta Ridho dari Tuhan.

Nggak salah jika ibadah karena surga dan takut akan neraka. Namun akan lebih sempurna jika kita ibadah karena cinta kepada Tuhan dan mengharap ridho-Nya.

Kita harus mensyukuri hidup. Entah bagaimanapun. Semua hal terlihat indah atau buruk, tergantung pada diri kita.

Gue juga masih morat-marit tapi tetep bismillah.

Comments

Popular Posts