Tiati, ada lhoo orang yang keliatannya bobrok tapi sebenernya dia ini alim nggak ketulungan. Semua karena dia pengen Lo berteman sama dia, ngobrol sama dia, dan Lo nggak ngerasa canggung, Lo nggak ngerasa "Wah gue neraka banget", gitu.
Meskipun beberapa persen atau bahkan setengah identitas kita itu dilihat dari bagaimana kita berbicara dan berpakaian. Tapi banyak orang alim yang pakaiannya santai ajah nggak pake baju koko, nggak pake gamis. Intinya nggak kelihatan banget ini orang alim, santri, atau segala macemnya. Dan ada juga orang fasik yang pakaiannya okeeiiiyyy (Lo ngerti maksud gue kan ye)*.
Btw, Gue terinspirasi sama habib Husain Ja'far yang begitu indah dalam dakwah. Ndengerin beliau dakwah nggak ngerasa lagi di dakwahin. Beliau selalu memberikan penjelasan detail tanpa membuat gue makin pusing dan nggak mudeng. Pembawaannya yang adem, sesekali ada candaannya wahhh itu sihh guud lah.
Lanjut,
Banyak yang kelitannya pakaian dan bahkan ngomongnya "Ana, antum, begitu" , tapi masih suka debat kusir, suka mengkafirkan orang, suka nenggor kanan nenggor kiri hanya untuk kepentingannya dia sendiri, dan segala kenyelewengannya yang akhirnya merusak tatanan sampai rusak tiada terselamatkan. Okeiyyy pakaian dan cara berbicara bukan penilaian segalanya.
Otak gue tiba-tiba ganti ngomong begini,
Menurut gue, nggak ada yang namanya orang pura pura baik atau pura pura alim. Semua itu terjadi karena kitanya ajah yang terlihat banyak berharap dan menuntut orang ini baik menurut pandangan kita. Sehingga orang ini lupa, dia terlalu menikmati aktingnya, yang kemudian kita sebut hanya pura-pura.
Coba kalo kita lebih menjadi orang yang welcome. I mean, mau menerima baik buruknya. Yaa syukur-syukur kalo bisa bareng-bareng ngingetin dan bareng-bareng mbenerin. Nggak usah lagi membeda-bedakan mana sobat karib, sobat lama, atau mungkin sobat kafir.
Aslinya begini,
Sebenernya dan harusnya, ba-ik-nya gue dan Lo itu sama. Nggak akan terlintas dalam pikiran gue yang namanya, "Sikapku tergantung dirimu".
Tapi iya tetep, musti hati hati. Inget juga, hati-hati boleh asal jangan curiga dan punya prasangka buruk ke orang lain. Emang kamu mau dinilai nggak baik sama orang? Nggak kan?
Orang rese emang kadang kita temuin dengan nggak sengaja. Kita tiba-tiba dirusuhin, direcokin, diseret ke suatu masalah yang "Gara-gara orang ini gue jadi begini", akan tetap menjadi cobaan hidup. Ketemu sama orang yang suka malingin tenaga kita, waktu kita, dan semuanya juga nggak bisa dihindari.
Tapi, kalo kita memulai dengan prasangka yang baik, niatan yang baik, dan selalu hati-hati, In Syaa Allah kita bisa kok terhindar dari orang model toxic people ini. Karena kan kita tau sama tau, bahwa Allah bersama prasangka hamba-Nya. Kalo kita mikirnya positif, bakal ketemu sama orang baik yang bisa sama-sama diajak untuk mencari kemanfaatan, pasti kita akan dipertemukan dengan orang-orang yang tepat, yang mau mengerti kita, mendengarkan kita, dan saling support satu sama lain.
Kapan Up lagi?
ReplyDeleteUp lagi minggu depan nih kayaknya hehe. Stay tuned kak Rumi.✨
Delete