Skip to main content

Featured

Selain donatur, nggak boleh ngatur

Stop merasa memiliki jika tidak berkontribusi apapun.  Stop merasa menjadi tempat pulang jika sedih pahitnya hidup pun ditanggung dia sendiri. Stop merasa menjadi tempat ternyaman jika lapar dan hausnya Abang gofood yang nganterin. Stop mengatur hidup orang lain jika sandang pangan papan bukan lu yang nyukupin. Stop merasa spesial jika hanya mampu ngetik kata semangat hari ini, bangun, jangan lupa makan, jangan lupa ngising. Heii

Dari Matamu

Seberapa banyak orang menilai akan kamu, dan seberapa tinggi orang berekspektasi akan kamu, didapat dari bagaimana dia membaca matamu. Segala kejujuran bisa terlihat, segala amarah, kebencian dan kebohongan yang tersembunyi bisa terbaca. 

Hanya sedikit orang yang peduli akan hal ini. Karena sangkin fokusnya orang kepada penampilan dan bahasa yang ditampilkan orang lain. Memang tidak sepenuhnya benar dan salah. Semua orang punya caranya menjadi penyimpan rahasia. Dan tidak semua rahasia bisa kita ke-po-in. 

Bukan hanya melalui tingkah lakunya, perilakunya, bahasanya, tapi juga kejujuran matanya. Seperti yang kita tahu mata adalah cerminan jiwa. Walau aku masih percaya, bahwa yang namanya hati manusia memang tidak semudah itu kita raba. 

Aku dengan segala ketidaktahuan akan tetap pura-pura tidak tahu. Jika sesuatu itu memang tidak pantas untuk diizinkan untuk diberi tahu. Entah seberapa gila kamu bersuara dengan bahasa indah bahkan jahat pun aku tidak peduli. Karena aku percaya. Aku tidak mungkin tahu yang sebenarnya. Karena itu rahasia antara hatimu dan ceritamu sendiri.

Bukan dari bagaimana baik-buruk perilakumu, atau bagaimana orang menilaimu. Karena orang-orang terlalu bodoh untuk menganggapmu orang jahat. Dan kamu tahu, aku seperti ini karena aku belajar dari penilaian orang terhadapmu. Dan aku tidak pernah melihat segala hal negatif yang mereka katakan akan kamu. Karena aku terlalu sulit untuk membohongi diri bahwa aku mengenalmu lebih dari yang kamu tahu. 

Semua itu ada pada matamu. Bukan sekadar lisanmu apalagi tulisan di sosial media milikmu. Tidak perlu membuat narasi panjang untuk membuat mereka percaya. Mereka yang membencimu dan tidak pernah ingin memahamimu tidak pernah membutuhkan itu.

Dan sialnya aku tidak berani berkata itu. Aku tidak ingin merusak kesenangan mereka mengkritik sesuatu yang sangat jauh dari realita.

Cukup satu yang kamu tahu. Aku mengenalmu dari dirimu. Bukan dari narasi atau anekdot yang mereka buat-buat. Aku percaya. Matamu, Cerminan jiwamu. Aku tidak pernah melihat pandangan kerendahan diri selain  dari matamu yang diam-diam aku simpan.

Comments

Post a Comment

Feel free to comment on something. I'm open to any feedback or your thoughts as long as it's healthy.

Popular Posts