Skip to main content

Featured

Selain donatur, nggak boleh ngatur

Stop merasa memiliki jika tidak berkontribusi apapun.  Stop merasa menjadi tempat pulang jika sedih pahitnya hidup pun ditanggung dia sendiri. Stop merasa menjadi tempat ternyaman jika lapar dan hausnya Abang gofood yang nganterin. Stop mengatur hidup orang lain jika sandang pangan papan bukan lu yang nyukupin. Stop merasa spesial jika hanya mampu ngetik kata semangat hari ini, bangun, jangan lupa makan, jangan lupa ngising. Heii

Selaras Hati Dengan Perbuatan

Kebanyakan dari kita lebih memilih untuk menyimpan, memendam, dan mengubur dalam dalam perasaan sedih, kecewa, marah, dan segala perasaan negatif yang kita miliki. Padahal nggak semua perasaan negatif itu buruk. Justru semakin kita jujur dengan perasaan kita, akan berpengaruh baik pada Kesehatan mental kita. Mungkin semua ini juga disebabkan karena budaya manusia timur yang menekan manusianya untuk memendam semua perasaan negatif itu.

Rasa marah, sedih itu sebenarnya sehat dan manusiawi. Tapi bagaimana cara kita menuangkan rasa marah atau rasa sedih kita dalam tindakan itulah yang membedakan antara manusia dengan hewan. 

Kebanyakan dari kita memang lebih memilih yang penting senyum, keliatan happy aja. Padahal pura pura senyum terus, pura pura happy terus itu nggak baik. Karena sewaktu-waktu  bisa meledak.

Seperti yang kita tahu, akhlak itu bukan hanya sekadar etika atau kesantunan. Maka dari itu, kurang pas aja jika kita senyum tapi hati kita nggak senyum. Berbeda antara lahir dan batinnya. Jatuhnya kayak munafik gitu. Bibirnya senyum tapi hatinya benci, hatinya dendam, hatinya nggak ikhlas. Bisa disebut juga sebagai penyakit hati. 

Jadi akhlak itu bukan sekadar bibirnya aja yang senyum. Tapi saat bibir kita senyum, hati kita juga senyum. Jadi nyambung antara lahir dan batinnya. Nggak ada yang palsu.


Comments

Popular Posts