Skip to main content

Featured

Selain donatur, nggak boleh ngatur

Stop merasa memiliki jika tidak berkontribusi apapun.  Stop merasa menjadi tempat pulang jika sedih pahitnya hidup pun ditanggung dia sendiri. Stop merasa menjadi tempat ternyaman jika lapar dan hausnya Abang gofood yang nganterin. Stop mengatur hidup orang lain jika sandang pangan papan bukan lu yang nyukupin. Stop merasa spesial jika hanya mampu ngetik kata semangat hari ini, bangun, jangan lupa makan, jangan lupa ngising. Heii

Mata Yang Menjadi Saksi Atas Hati Yang Tersakiti


     Telinga kita yang mendengar, tetapi hati kita yang merasa sakit. Mata kita yang melihat, namun hati kita yang tergores. Uwauww ternyata menyakiti hati seseorang itu banyak caranya. Semakin hari, saya semakin muak dengan mereka-mereka yang suka memperlihatkan emosi mereka di tempat umum. Bukan di terminal, sekolah, mall, atau bank saja, tetapi juga di dunia maya ini.
Mungkin dulu yang sering kita terima adalah lewat telinga kita. Ucapan orang-orang yang seenaknya ngomong ini itu and at the end, membuat hati kita sakit, hati kita perih. Tetapi ternyata ada lagi cara orang meyakiti orang lain. Yaitu melalui tulisannya. Lisan mereka diam, mereka bungkam, namun jari tangannya mengetik bait, yang baitnya memberikan penindasan kepada orang lain. Benar-benar ngga semua “Silent is Gold”.
     Mereka menulis semua yang mereka suka tanpa memikirkan bagaimana perasaan orang yang membaca tulisannya. Mata kita yang melihat, kemudian kita membaca, dan hati kita yang merasa teriris, merasa tersindir, kemudian bertanya dalam hati, “seburuk itukah saya? Benarkah itu saya? Apakah itu saya?”.  Padahal mereka tahu apa yang kemungkinan akan terjadi jika ada orang lain yang membaca tulisannya tadi. Bohong, jika mereka bilang tidak tahu.
     Mereka berbicara lewat tulisannya seakan-akan merekalah yang paling benar, yang paling tahu segalanya, yang paling hebat. Mereka hanya mementingkan emosinya tanpa mengingat bahwa ada orang lain yang membaca, yang kemudian mungkin saja tersinggung dengan perkataannya. Seolah mereka lupa bahwa orang yang membaca tulisannya juga manusia biasa yang punya hati, punya perasaan. Bahkan beberapa dari mereka memiliki label yang sama dengan kita. Kita tidak bisa menganggap mereka yang memiliki label sama dan sama-sama berpendidikan juga memiliki sikap yang sesuai dengan ilmu yang telah mereka terima. Mereka hanya belajar tanpa mengamalkan apa yang telah mereka pelajari.
     Mulai sekarang, berjanjilah akan lebih berhati-hati dalam berbicara, bertindak, dan bijaklah dalam menulis sesuatu. Gunakanlah kalimat yang enak di hati. Jika tetap kurang mengerti, coba ingat, ada hati dan perasaan orang lain yang harus kamu jaga. Mungkin hari ini kamu berperan sebagai pelaku. Mungkin saja besok kamu bisa menjadi korban. Tolong pahami.
#selfreminder

Comments

Post a Comment

Feel free to comment on something. I'm open to any feedback or your thoughts as long as it's healthy.

Popular Posts